Jumat, 16 Oktober 2009

Pertanyaan:


1. Bagaimana menurut kamu tentang manusia mahkluk yang sempurna?
2. Tuliskan maksud dan inti surah AT-TIN ayat 1-8!
3.Tuliskan ringkasan dari kandungan surah AT-TIN!
4.Tuliskan terjemahan dari surah AT-TIN ayat 1-8!
5. Tuliskan 1 dalil hadist tentang menuntu ilmu!
6. Tuliskan keutamaan mencari ilmu dan sebutkan tugas seseorang yang memiliki ilmu!

Jawaban:
(1)
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang bentuknya paling sempurna dibandingkan mahkluk lain. bentuk yang dimaksudkan bukanya hanya fisikmelainkan sempurna dalam segala potensinya.

manusia ditdak hanya diberi akal untuk berpikir,tetapi juga diberi potensi nafsu sehingga manusia mampu berkreasi untuk kehidupannya.
bagi Allah manusia yang sempurna adalah manusia yang menggunakan seluruh potensinya untuk beribadah kepada Allah.

(2)
Allah menegaskan melalui surah AT-Tin bahwa meskipun manusia hidup sampai ke usia tua dan pikun jika sebelum pikun mereka beriman dan beramal saleh, pahalanya akan tetap mengalir sampai ia meninggal dunia.



(3)
a.Ayat 1,2,3: "Tin" ialah tempat tinggal nabi Nuh.as. Yaitu kota damaskus yang banyak tumbuh pohon tin.

"Zaitun" ialah baitul Maqdis,tempat suci kedua umat islam yang di Yerusalem .
"Turisinin" artinya bukit sinai tempat nabi Musa as. menerima wahyu secara dari Allah SWT.
b. ayat 4 : Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang bentuknya paling sempurna dibandingkan mahkluk lain. bentuk yang dimaksudkan bukanya hanya fisikmelainkan sempurna dalam segala potensinya.
manusia ditdak hanya diberi akal untuk berpikir,tetapi juga diberi potensi nafsu sehingga manusia mampu berkreasi untuk kehidupannya.
bagi Allah manusia yang sempurna adalah manusia yang menggunakan seluruh potensinya untuk beribadah kepada Allah.
c. Ayat 5 dan 6: banyak manusia yang
menyimpang dan tidak mengerjakan ibadahnya, akan ditempatkan dalam neraka. orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya sampai ia meninggal dan menjadi ahli surga.
d. ayat 7 dan 8: Orang -orang yang tidak mau beriman dan beramal saleh akan mendapat balasan diakhirat. padahal mereka maha mengetahui bahwa Allah ad Hakin Yang Maha Adil.

(4)
Artinya
ayat 1 : Demi buah tin dan dan buah dan zaitun
ayat 2 : Dan demi bukit Sinai.
ayat 3 :Dan demi kota Mekkah yang aman
ayat 4 : Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
ayat 5 : Kemudian kami kembalikan dia ketempat serendah - rendahnya.
ayat 6 : Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya
ayat 7 : Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan hari pembalasan sesudah itu?
ayat 8 ; Bukankah Allah adalah hakim yang seadil-adilnya.

(5)

1.) Antara Ilmu dan Ibadah
Menuntut ilmu juga merupakan jenis ibadah. Namun ilmu merupakan jenis ibadah yang memiliki nilai dan kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan jenis ibadah lainnya. Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:

فَضْلُ الْعِلْمِ خَيْرٌ مِنْ فَضْلِ الْعِبَادَةِ وَمِلاَكُ الدِّيْنِ الْوَرَعُ

“Keutamaan ilmu lebih baik dari keutamaan ibadah. Dan kunci agama adalah bersikap wara’ (meninggalkan sesuatu yang dikhawatirkan memudharatkan di akhirat, pen).” (Diriwayatkan oleh Al-Bazzar, Abu Nu’aim, Al-Hakim, dll, dari hadits Hudzaifah ibnul Yaman. Juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Qais bin’ Amr Al-Mula’i, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 4214. Lihat pula Shahih Jami’ Bayan Al-‘Ilmi Wa Fadhlihi no. 27)

2.) Dan berkata pula Rabi’ bin Sulaiman Al-Muradi: Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:

طَلَبُ الْعِلْمِ أَفْضَلُ مِنَ الصَّلاَةِ النَّافِلَةِ

“Menuntut ilmu lebih utama daripada shalat sunnah.” (Shahih Jami’ Al-Bayan, 31/48)

(6)
Keutamaan mencari ilmu ialah seorang yang berilmu kemudian mengajarkan ilmunya, mendakwahkannya, hingga Allah memberikan hidayah kepada orang lain dengan sebab dakwahnya, maka menjadi salah satu amal jariyah baginya. Selama ada yang mengamalkan ilmunya tersebut, maka dia akan terus mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala walaupun dia telah meninggal. Berbeda dengan orang yang mengerjakan shalat sunnah dan semisalnya, tidak ada yang merasakan manfaatnya kecuali hanya dirinya sendiri.

Tugas yang memiliki ilmu (ulama) adalah menyebarkan ilmu yang baik kepada orang disekitarnya demi tujuan untuk beribadah kepada Allah swt.
Ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala ini menjelaskan demikian tingginya derajat dan kedudukan para ulama di atas yang lainnya. Dan merekalah orang-orang yang senantiasa mendapatkan kemuliaan di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala dan juga di kalangan manusia. Di dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta'ala